PERTANIAN RAMAH LINGKUNGAN
HUSNUN AFIFAH ARIES (G011171016)
YUSDARNI (G011171056)
JULISA (G011171064)
ST. HAJRAH HAERUN AMALIA (G011171507)
WULAN SYAHRIL (G011171560)
NUR HIKMATULADAWIA (G011171569)
EKOLOGI D
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2017
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami
panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan yang telah memberikan beragam nikmat-Nya
kepada kita semua, sehingga Alhamdulillah kami diberikan kelancaran dalam
menyusun makalah ini. Salawat dan salam semoga tercurahkan kepada
Nabi Muhammad SAW, keluarganya, dan para sahabatnya serta seluruh umatnya.
Makalah ini disusun untuk memenuhi
tugas mata kuliah Ekologi. Adapun topik yang dibahas didalam makalah ini adalah
Pertanian Ramah Lingkungan.
Kami mengucapkan terima kasih yang
sebesar – besarnya kepada seluruh pihak yang telah mendukung terselesaikannya
makalah ini. Kami menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,
karena kami pun masih dalam tahap belajar. Oleh karena itu kami mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini di
kemudian hari. Semoga Makalah ini memberikan manfaat yang besar bagi kita semua..
Atas perhatiaanya, kami ucapkan terima kasih.
DAFTAR
ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................................
KATA PENGANTAR ..............................................................................................
DAFTAR ISI ............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang ................................................................................................
2. Tujuan
dan Kegunaan ..................................................................................
BAB II LANDASAN
TEORI
1.
Pengertian Pertanian Ramah Lingkungan................................................
2. Pengetahuan
Ekologi ...................................................................................
BAB III
PEMBAHASAN
Pengembangan
Pertanian Ramah Lingkungan Berbasis Ekologi
1. Pengaruh Cara
Pemupukan Terhadap Produksi Tanaman………………...
2. Hukum Minimum: Teori
dan Aplikasi ………………………………….
3. Sistem
Pertanian “Mix Farming” …………………………………………
4. Peranan Bahan Organik Terhadap Tanah………………………………….
5. Penggunaan mikro-organisme .………………………………………….
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
1.
Kesimpulan......................................................................................................
2. Saran.................................................................................................................
DAFTAR
PUSTAKA ...............................................................................................
BAB 1 Pendahuluan
1. Latar Belakang
Memasuki abad 21, masyarakat dunia mulai sadar bahwa yang ditimbulkan
oleh pemakaian bahan kimia sintesis dalam pertanian. Orang semakin arif dalam
memilih bahan pangan yang aman bagi kesehatan dan ramah lingkungan. Gaya hidup
sehat dengan slogan "back to nature" telah menjadi trend baru
meninggalkan pola hidup lamanya menggunakan bahan kimia non alami seperti
pupuk, pestisida kimia sintesis dan hormon tumbuh dalam produksi pertanian.
Pangan yang sehat dan bergizi tinggi dapat diproduksi dengan metode baru yang
dikenal dengan pertanian organik.
Pertanian organik (PO) juga tunduk pada prinsip
diatas, pada hukum alam. segala yang ada di alam adalah berguna dan memiliki
fungsi, saling melengkapi, melayani dan menghidupi untuk semua. Dalam alam ada
keragaman hayati dan keseimbangan ekologi maka, PO pun menghargai
keanekaragaman hayati dan keseimbangan ekologi. Pertanian organik adalah teknik
budidaya pertanian yang mengandalkan bahan-bahan alami tanpa menggunakan
bahan-bahan kimia sintesis. Tujuan utama pertanian organik adalah menyediakan
produk-produk pertanian, terutama bahan pangan yang aman bagi kesehatan
produsen dan konsumennya serta tidak merusak lingkungan.
Indonesia memiliki kekayaan sumberdaya hayati
tropika yang unik, kelimpahan sinar matahari, air dan tanah, serta budaya
masyarakat yang menghormati alam, potensi pertanian organik sangat besar. Pasar
produk pertanian organik meningkat 20% pertahun, oleh karena itu pengembangan
budidaya pertanian organik perlu diprioritaskan pada tanaman bernilai ekonomis
tinggi untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik dan ekspor.
2. Tujuan dan kegunaan
Tujuan:
·
Untuk mengetahui cara melakukan
sistem pertanian ramah lingkungan
·
Dapat memahami cara
melakukannya
Kegunaan:
·
Agar kita bisa menerapkannya
dalam kehidupan sehari-hari
BAB 2 Landasan teori
1. Pengertian pertanian ramah
lingkungan
Apa
yang anda bayangkan dari produk pertanian Indonesia saat ini? kurang
berkualitas, residu pestisida, budidaya tidak ramah lingkungan, penggunaan
pupuk kimia berlebihan, dan lain sebagainya. saya pikir jawaban-jawaban di atas
memang ada benarnya, meski saat ini tidak sedikit petani yang mulai mengembangkan pertanian ramah
lingkungan dan pertanian organik. Lalu apa sebenarnya pertanian ramah lingkungan itu? apa bedanya dengan
pertanian organik? Pertanian ramah lingkungan sebenarnya difokuskan pada
pemeliharaan agro ekosistem, namun tetap berupaya mencapai produksi yang
optimal. Agroekosistem yang baik menjadi penting karena berdampak pada usaha
tani yang berkelanjutan.
Definisi lain menyatakan bahwa pertanian ramah
lingkungan pada intinya adalah suatu upaya untuk mencapai produksi yang optimal
namun tanpa merusak lingkungan baik fisik, kimia, biologi, maupun ekologi.
Adapula yang mengatakan bahwa pertanian ramah lingkungan diartikan sebagai
upaya untuk melakukan budidaya pertanian tanpa sampah zero waste, contohnya
adalah memanfaatkan limbah padi seperti jerami menjadi pupuk kompos, dan
melakukan budidaya dalam upaya mengurangi emisi rumah kaca, contoh: sebagaimana
kita ketahui bahwa dalam melaksanakan budidaya padi, terdapat emisi metana yang
berpengaruh terhadap lingkungan.
Seperti kita ketahui juga, bahwa budidaya pertanian
saat ini rata-rata kurang memperhatikan lingkungan, hanya fokus pada
peningkatan produksi, sehingga penggunaan pupuk kimia dan pestisida akrab dalam
perilaku petani dalam melakukan budidaya. Padahal harga pupuk kimia seperti
Urea, SP-36, KCL dan lain sejenisnya harganya tidak murah pun demikian dengan
pestisida.
Pertanian organik merupakan langkah selanjutnya
setelah petani mampu dan familiar dalam mengaplikasikan sistem pertanian ramah
lingkungan. Bertani organik tidaklah mudah, karena pada umumnya produksi akan
menurun pada awal aplikasi pertanian organik, selain itu, residu kimia, dalam
perrtanian konvensional tidak serta merta hilang tapi masih membekas dalam
beberapa tahun terutama pupuk yang mengandung Fosfor.
2. Pengetahuan
ekologi
Pertanian organik yang
semakin berkembang belakangan ini menunjukkan adanya kesadaran petani dan
berbagai pihak yang bergelut dalam sektor pertanian akan pentingnya kesehatan
dan keberlanjutan lingkungan. Revolusi hijau dengan input bahan kimia memberi
bukti bahwa lingkungan pertanian menjadi hancur dan tidak lestari. Pertanian
organik kemudian dipercaya menjadi salah satu solusi alternatifnya.
Pengembangan pertanian
organik secara teknis harus disesuaikan dengan prinsip dasar lokalitas. Artinya
pengembangan pertanian organik harus disesuaikan dengan daya adaptasi tumbuh
tanaman/binatang terhadap kondisi lahan, pengetahuan lokal teknis perawatannya,
sumber daya pendukung, manfaat sosial tanaman/ binatang bagi komunitas.
Pertanian organik memandang
alam secara menyeluruh, komponennya saling bergantung dan menghidupi, dan
manusia adalah bagian di dalamnya. Prinsip ekologi dalam pertanian organik
didasarkan pada hubungan antara organisme dengan alam sekitarnya dan
antarorganisme itu sendiri secara seimbang. Pola hubungan antara organisme dan
alamnya dipandang sebagai satu – kesatuan yang tidak terpisahkan, sekaligus
sebagai pedoman atau hukum dasar dalam pengelolaan alam, termasuk pertanian.
Dalam pelaksanaannya,
sistem pertanian organik sangat memperhatikan kondisi lingkungan dengan
mengembangkan metode budi daya dan pengolahan berwawasan lingkungan yang
berkelanjutan. Sistem pertanian organik diterapkan berdasarkan atas interaksi
tanah, tanaman, hewan, manusia, mikroorganisme, ekosistem, dan lingkungan
dengan memperhatikan keseimbangan dan keanekaragaman hayati. Sistem ini secara
langsung diarahkan pada usaha meningkatkan proses daur ulang alami daripada
usaha merusak ekosistem pertanian (agroekosistem).
BAB 3 Pembahasan
Pengembangan Pertanian Ramah Lingkungan Berbasis Ekologi
1. Pengaruh Cara Pemupukan Terhadap Produksi
Tanaman
Cara menempatkan
pupuk yang akan diaplikasikan sangat mempengaruhi jumlah pupuk yang dapat
diserap akar tanaman. Dengan penempatan/aplikasi yang tepat, kapasitas bawa
(carrying capacity) pupuk dapat ditingkatkan.Peningkatan efisiensi pemupupukan
ini mencakup aspek upaya bagaimana pupuk itu lebih cepat sampai ke zona yang
dibutuhkan dan seminimum mungkin hilang karena adanya aliran permukaan dan
penguapan. Dengan terjadinya efisiensi pemupukan maka produksi tanaman dapat
optimal sesuai dengan tujuan pemupukan tersebut.Untuk mencapai efisiensi
tersebut maka yang harus diperhatikan adalah cara aplikasi/pemberian pupuk.
Cara aplikasi pupuk pada tanaman berbeda-beda tergantung dari jenis tanaman dan
jenis pupuk yang digunakan.
kadar hara yang ada
dalam pupuk akan menipis sehingga efisiensi dari dosis yang direkomendasikan
menjadi tidak optimal. Ketidakoptimalan tersebut berpengaruh terhadap produksi
tanaman.Faktor lain yang harus diperhatikan sehubungan dengan waktu pemberian
pupuk adalah fase-fase atau proses pertumbuhan tanaman. Kebutuhan tanaman akan
bermacam-macam pupuk selama pertumbuhan dan perkembangannya terutama dalam hal
pengambilan atau pengisapannya adalah tidak sama, membutuhkan waktu yang
berbeda dan tidak sama banyaknya .
2. HUKUM MINIMUM: TEORI DAN APLIKASI
Pada dasarnya konsep
hukum minimum dikembangkan untuk tanaman pertanian guna meningkatkan hasil
panen. Liebig merumuskan hukum ini hanya terhadap nutrisi tanaman yang diantaranya:
Pertumbuhan dibatasi
oleh sumberdaya yang disediakan, setidaknya cukup bagi yang dibutuhkan oleh
tanaman.
Pertumbuhan sebanding
dengan ketersediaan sumberdaya yang terbatas.
Pertumbuhan tidak
dapat ditingkatkan melalui penambahan sumberdaya lain yang bukan merupakan
faktor pembatas.
Pada intinya, hukum
tersebut menyatakan bahwa pertumbuhan tanaman dibatasi oleh satu – dan hanya
satu – sumber daya pada satu waktu tertentu (Farrior et al. 2013). Hal ini
terjadi setelah tanaman memerlukan satu sumber daya pembatas tersebut dan di
sisi lain sumber daya lain kemungkinan menjadi terbatas. Liebig menggunakan
sebuah tong (barrel) untuk mengilustrasikan hukumnya.
Liebig’s barrel
mengasumsikan setiap individu papan sebagai sumber daya (misalnya nitrogen atau
air) dan tinggi masing-masing papan dapat disamakan sebagai persediaan sumber
daya yang diperlukan tanaman. Kemudian biomasa tanaman digambarkan oleh level
air di dalam tong. Pertumbuhan dibatasi oleh tinggi dari papan yang paling
pendek, yaitu ketersediaan sumber daya yang paling sedikit.Tong akan menahan
air lebih banyak jika dilakukan peningkatan terhadap tinggi papan (sumber daya
yang menjadi pembatas). Apabila papan yang terpendek ditambahkan atau menjadi
lebih panjang daripada papan yang lain maka hal ini akan mengubah status sumber
daya yang paling sedikit, dan pertumbuhan tanaman tidak akan meningkat sampai
sumber daya yang paling sedikit tersebut ditingkatkan (Christiansen 2012).
Artinya, sumber daya yang bukan merupakan sumber daya pembatas akan sia-sia
jika status sumber daya lain yang menjadi pembatas tidak diselesaikan terlebih
dahulu.
3. Sistem Pertanian “Mix Farming”
Mix farming atau Integrated Farming System
adalah kegiatan pertanian organik terpadu berbasis peternakan dan perkebunan komersial.
Dalam hal ini usaha pembuatan Fine Compost, pupuk cair, pertanian hortikultura,
perikanan dan sebagainya adalah sebagai kegiatan penunjang.
Mix farming diarahkan pada penataan lahan pertanian rakyat dari muatan subsistence menjadi lahan pertanian modern dengan mengedepankan hasil produksi yang lebih optimal yang di dalamnya diisi berbagai pengusahaan disetiap jengkal lahan yang ada, menjadi lahan yang memiliki daya produktivitas tinggi. MIX FARMING diarahkan pada lahan yang memiliki sifat kering, tadah hujan dan diluar area sentra produksi tanaman pangan.
Mix farming diarahkan pada penataan lahan pertanian rakyat dari muatan subsistence menjadi lahan pertanian modern dengan mengedepankan hasil produksi yang lebih optimal yang di dalamnya diisi berbagai pengusahaan disetiap jengkal lahan yang ada, menjadi lahan yang memiliki daya produktivitas tinggi. MIX FARMING diarahkan pada lahan yang memiliki sifat kering, tadah hujan dan diluar area sentra produksi tanaman pangan.
Cara pengolahannya:
Limbah ternak (kotoran sapi) diproses menjadi kompos & pupuk organik granuler serta biogas; limbah pertanian (jerami padi, batang & daun jagung, pucuk tebu, jerami kedelai dan kacang tanah)diproses menjadi pakan
ternak.
Limbah ternak (kotoran sapi) diproses menjadi kompos & pupuk organik granuler serta biogas; limbah pertanian (jerami padi, batang & daun jagung, pucuk tebu, jerami kedelai dan kacang tanah) diproses menjadi pakan. Gas-bio dimanfaatkan untuk keperluan memasak, sedangkan limbah biogas (sludge) yang berupa padatan dimanfaatkan menjadi kompos dan bahan campuran pakan sapi & ikan,
, prinsip
tumpangsari lebih banyak menyangkut tanaman diantaranya :
- Tanaman
yang ditanam secara tumpangsari, dua tanaman atau lebih mempunyai umur yang
tidak sama.
- Apabila tanaman
yang ditumpangsarikan mempunyai umur yang hampir sama, sebaiknya
fase pertumbuhannya berbeda.
- Terdapat
perbedaan kebutuhan terhadap air, cahaya dan unsur hara.
- Tanaman
mempunyai perbedaan perakaran.
(sudarman,2011)
Menurut Soedjana
(2007), beberapa keuntungan dari tumpangsari adalah sebagai berikut:
- mengurangi kerugian
yang disebabkan oleh fluktuasi harga pertanian
- Menekan
biaya operasional seperti tenaga kerja dan pemeliharaan tanaman.
- menekan
produktifitas tanah sekaligus memperbaiki sifat tanah.
- Usaha pertanian
mempunyai hasil panen yang berkesinambungan
- meningkatkan
hasil produksi atau panen.
-mengurangi resiko
kegagalan
-Mencoba
memaksimalkan pengolahan lahan
-Menghemat
sarana produksi pertanian.
4.
Peranan Bahan Organik Terhadap Tanah
Pemakaian pupuk buatan untuk tanaman padi sawah, telah
diperkenalkan kepada petani secara massal, bersamaan dengan pelaksanaan program
intensifikasi Bimas sejak akhir tahun 1960-an. Sebelum itu, petani biasanya
menggunakan pupuk kandang dan abu dapur dalam jumlah terbatas. Dengan pemakaian
bibit unggul yang tanggap terhadap pemupukan, maka pupuk buatan (pupuk anorganik)
seperti Urea, TSP dan KCl memberikan sumbangan nyata terhadap peningkatan
produksi padi nasional. Sejak itu, petani selalu menggunakan pupuk buatan untuk
tanaman padi sawah dan mengesampingkan pupuk organik karena lebih mudah dan
murah memanfaatkan pupuk pabrik serta cepat mendapat respon tanaman padi yang
jelas.
. Peranan Bahan Organik Tanah
terhadap Fisik Tanah
Sifat humus dari bahan organik adalah gembur, bobot isi rendah dan dengan kelembaban tanah tinggi serta temperatur tanah yang stabil, meningkatkan kegiatan jasad mikro tanah, sehingga pencampurannya dengan bagian mineral memberikan struktur tanah yang gembur dan remah serta mudah diolah. Struktur tanah yang demikian, merupakan keadaan fisik tanah yang baik untuk media pertumbuhan tanaman. Tanah yang bertekstur liat, pasir atau tanah yang berstruktur gumpal, bila dicampur dengan bahan organik, memberikan sifat fisik yang lebih baik. Tanah yang kandungan bahan organiknya tinggi, lebih mudah diolah daripada yang kandungan bahan organiknya rendah., tidak membentuk kerak (crust) dan tidak merekah besar (crack) jika kekeringan dan mempunyai tingkat kekerasaan yang rendah.
.
Peranan Bahan Organik Tanah terhadap Kimia Tanah
bahan organik berfungsi sebagai gudang penyimpan hara, juga mudah melepaskan hara tersebut untuk dipakai oleh tanaman. Fosfat yang semula terfiksasi Ca, Fe dan Al dan tidak dapat diserap tanaman akan menjadi tersedia bila unsur-unsur Ca, Fe dan Al tersebut, diikat bahan organik menjadi organo-kompleks. Proses ini adalah proses kimia, sehingga kelarutan Al dan Fe dalam tanah yang semula tinggi dan bersifat racun dapat dikurangi. Tidak semua Al dan Fe tersebut dapat terikat tetapi hanya beberapa bentuk dalam senyawa tertentu.
Sifat humus dari bahan organik adalah gembur, bobot isi rendah dan dengan kelembaban tanah tinggi serta temperatur tanah yang stabil, meningkatkan kegiatan jasad mikro tanah, sehingga pencampurannya dengan bagian mineral memberikan struktur tanah yang gembur dan remah serta mudah diolah. Struktur tanah yang demikian, merupakan keadaan fisik tanah yang baik untuk media pertumbuhan tanaman. Tanah yang bertekstur liat, pasir atau tanah yang berstruktur gumpal, bila dicampur dengan bahan organik, memberikan sifat fisik yang lebih baik. Tanah yang kandungan bahan organiknya tinggi, lebih mudah diolah daripada yang kandungan bahan organiknya rendah., tidak membentuk kerak (crust) dan tidak merekah besar (crack) jika kekeringan dan mempunyai tingkat kekerasaan yang rendah.
.
Peranan Bahan Organik Tanah terhadap Kimia Tanah
bahan organik berfungsi sebagai gudang penyimpan hara, juga mudah melepaskan hara tersebut untuk dipakai oleh tanaman. Fosfat yang semula terfiksasi Ca, Fe dan Al dan tidak dapat diserap tanaman akan menjadi tersedia bila unsur-unsur Ca, Fe dan Al tersebut, diikat bahan organik menjadi organo-kompleks. Proses ini adalah proses kimia, sehingga kelarutan Al dan Fe dalam tanah yang semula tinggi dan bersifat racun dapat dikurangi. Tidak semua Al dan Fe tersebut dapat terikat tetapi hanya beberapa bentuk dalam senyawa tertentu.
. Peranan Bahan
Organik Tanah terhadap Biologi Tanah
bahan organik tanah adalah sumber utama energi atau menjadi bahan makanan bagi aktivitas jasad mikro tanah. Penambahan bahan organik dengan C/N rasio tinggi mendorong pembiakan jasad renik dan mengikat beberapa unsur hara tanaman. Setelah C/N rasio turun, sebagaian jasad mikro mati dan melepaskan kembali unsur hara ke tanah. Makin banyak bahan organik, makin banyak populasi jasad mikro dalam tanah.
Pupuk Kompos Memperbaiki Kesuburan Tanah Lahan Sawah
Pupuk kompos (pupuk kandang) adalah salah satu jenis pupuk organik sebagai hasil limbah ternak berupa kotoran yang bercampur dengan sisa hijauan pakan. Salah satu cara memperbaiki kesehatan tanah yang sakit dilakukan pemupukan menggunakan pupuk kompos. Pupuk kompos ini sebagai bahan organik akan memperbaiki aspek kimia, fisik dan biologi tanah.
bahan organik tanah adalah sumber utama energi atau menjadi bahan makanan bagi aktivitas jasad mikro tanah. Penambahan bahan organik dengan C/N rasio tinggi mendorong pembiakan jasad renik dan mengikat beberapa unsur hara tanaman. Setelah C/N rasio turun, sebagaian jasad mikro mati dan melepaskan kembali unsur hara ke tanah. Makin banyak bahan organik, makin banyak populasi jasad mikro dalam tanah.
Pupuk Kompos Memperbaiki Kesuburan Tanah Lahan Sawah
Pupuk kompos (pupuk kandang) adalah salah satu jenis pupuk organik sebagai hasil limbah ternak berupa kotoran yang bercampur dengan sisa hijauan pakan. Salah satu cara memperbaiki kesehatan tanah yang sakit dilakukan pemupukan menggunakan pupuk kompos. Pupuk kompos ini sebagai bahan organik akan memperbaiki aspek kimia, fisik dan biologi tanah.
5. Penggunaan Mikro-organisme
Mikroorganisme dapat
merasakan dan beradaptasi dengan perubahan dalam lingkungan mereka. Ketika
nutrisi yang disukai habis, beberapa bakteri dapat menjadi motil untuk mencari
nutrisi, atau mereka dapat menghasilkan enzim untuk mengeksploitasi sumber daya
alternatif. Salah satu contoh dari strategi kelangsungan hidup ekstrim yang
digunakan oleh bakteri Gram-positif tertentu adalah dengan pembentukan
endospora. Proses perkembangan yang kompleks ini sering dimulai sebagai
tanggapan terhadap kekurangan gizi. Hal ini memungkinkan bakteri untuk
menghasilkan sel aktif dan sangat tahan untuk melestarikan materi genetik sel
pada saat mengalami tekanan yang ekstrim.
·
Bakteri
Bakteri merupakan
kelompok organisme yang sangat beragam, baik dari
segi metabolisme maupun morfologi tubuh.Beberapa kelompok
mikroorganisme ini mampu hidup di lingkungan yang tidak memungkinkan organisme
lain untuk hidup.Kondisi lingkungan yang ekstrim ini menuntut adanya toleransi,
mekanisme metabolisme, dan daya tahan sel yang unik.Selain bakteri,
mikroorganisme yang termasuk dalam domain archaea juga
cenderung memiliki ketahanan sel terhadap lingkungan ekstrim.Kemampuan
mikroorganisme untuk hidup pada kondisi ekstrim dapat membawa nilai dan aplikasi
di berbagai bidang industri,
seperti pangan,agrikultur, farmasi dan pengobatan,
serta bioteknologi.
Thermus aquatiqus, bakteri
termofilik yang banyak diaplikasikan dalam bioteknologi.
Sebagai contoh, Thermus
aquatiqus merupakan salah satu jenis bakteri yang hidup pada sumber
air panas dengan kisaran suhu 60-80 oC.Organisme yang mampu
hidup di lingkungan dengan suhu tinggi ini termasuk dalam
golongantermofilik.Kemampuan bakteri ini untuk bertahan pada suhu tinggi
disebabkan oleh stabilitas enzim, membran sel,
danmakromolekul sel yang telah teradaptasi.Enzim yang dimiliki oleh
bakteri kelompok termofilik memiliki komposisi asam amino yang berbeda dengan
bakteri pada umumnya.
·
Jamur
Jamur secara alamiah
adalah pemakan bangkai dalam lingkungan mikroskopis. Namun jamur tidak hanya
dapat menguraikan unsur, melainkan juga dapat memproduksi unsur baru. Habitat
jamur adalah lingkungan dimana terdapat organisme yang mati. Sejak lama manusia
memanfaatkan jamur untuk kebutuhan sehari-hari, sebagai bahan obat dan juga
sebagai makanan yang lezat. Juga sifat jamur yang tidak hanya melulu
menguraikan organisme mati, tapi juga menciptakan senyawa baru, sudah dikenal
sejak lama.
Produknya digunakan
dalam kehidupan sehari –hari, seperti sabun cuci, obat-obatan, lem atau juga
bahan pewarna. Dalam proses produksi konvesional, unsurnya harus benar-benar
bersih. Dan dalam proses sintesanya memerlukan unsur kimia teknis yang
kadang-kadang amat beracun atau berbahaya bagi manusia, misalnya soda api atau
asam belerang. Proses produksi dengan memanfaatkan unsur beracun dan berbahaya
itu sudah berlangsung selama puluhan tahun. Kini dengan penemuan terbaru berupa
enzym dari jamur, diharapkan prosesnya menjadi lebih bersahabat dengan
lingkungan. Karena sintesa yang terjadi adalah reaksi yang terjadi dalam
persyaratan alami.
BAB IV
Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan
Pertanian ramah lingkungan pada intinya adalah
suatu upaya untuk mencapai produksi yang optimal namun tanpa merusak lingkungan
baik fisik, kimia, biologi, maupun ekologi. Adapula yang mengatakan bahwa
pertanian ramah lingkungan diartikan sebagai upaya untuk melakukan budidaya
pertanian tanpa sampah zero waste, contohnya adalah
memanfaatkan limbah padi seperti jerami menjadi pupuk kompos, dan melakukan
budidaya dalam upaya mengurangi emisi rumah kaca, contoh: sebagaimana kita
ketahui bahwa dalam melaksanakan budidaya padi, terdapat emisi metana yang
berpengaruh terhadap lingkungan.
Pertanian organik merupakan langkah selanjutnya
setelah petani mampu dan familiar dalam mengaplikasikan sistem pertanian ramah
lingkungan, Bertani organik tidaklah mudah, karena pada umumnya produksi akan
menurun pada awal aplikasi pertanian organik, selain itu, residu kimia, dalam
pertanian konvensional tidak serta merta hilang tapi masih membekas dalam
beberapa tahun terutama pupuk yang mengandung Fosfor.
2.
Saran
Sebaiknya masyarakat bisa
menggunakan sistem pertanian ramah lingkungan karena dapat mengurangi dampak
pencemaran terhadap lingkungan
DAFTAR
PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar