Senin, 18 September 2017

Makalah Ekologi Pertanian Ramah Lingkungan

PERTANIAN RAMAH LINGKUNGAN











HUSNUN AFIFAH ARIES (G011171016)
YUSDARNI (G011171056)
JULISA (G011171064)
ST. HAJRAH HAERUN AMALIA (G011171507)
WULAN SYAHRIL (G011171560)
NUR HIKMATULADAWIA (G011171569)
EKOLOGI D


PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2017







KATA PENGANTAR
  Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan yang telah memberikan beragam nikmat-Nya kepada kita semua, sehingga Alhamdulillah kami diberikan kelancaran dalam menyusun makalah iniSalawat dan salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarganya, dan para sahabatnya serta seluruh umatnya.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ekologi. Adapun topik yang dibahas didalam makalah ini adalah Pertanian Ramah Lingkungan.
Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada seluruh pihak yang telah mendukung terselesaikannya makalah ini. Kami menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, karena kami pun masih dalam tahap belajar. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini di kemudian hari. Semoga Makalah ini memberikan manfaat yang besar bagi kita semua.. Atas perhatiaanya, kami ucapkan terima kasih.


          




DAFTAR ISI

                                                                                                           
HALAMAN JUDUL.................................................................................................
KATA PENGANTAR ..............................................................................................
DAFTAR ISI ............................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN
1.    Latar Belakang ................................................................................................
2.    Tujuan dan Kegunaan ..................................................................................

BAB II LANDASAN TEORI
1.    Pengertian Pertanian Ramah Lingkungan................................................
2.    Pengetahuan Ekologi ...................................................................................

BAB III PEMBAHASAN
Pengembangan Pertanian Ramah Lingkungan Berbasis Ekologi
1.   Pengaruh Cara Pemupukan Terhadap Produksi Tanaman………………...  
2.   Hukum Minimum: Teori dan  Aplikasi ………………………………….
3.   Sistem Pertanian “Mix Farming” …………………………………………

4.   Peranan Bahan Organik Terhadap Tanah………………………………….

5.   Penggunaan mikro-organisme .………………………………………….


BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
1.    Kesimpulan......................................................................................................
2.    Saran.................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................







BAB 1 Pendahuluan
1. Latar Belakang
Memasuki abad 21, masyarakat dunia mulai sadar bahwa yang ditimbulkan oleh pemakaian bahan kimia sintesis dalam pertanian. Orang semakin arif dalam memilih  bahan pangan yang aman bagi kesehatan dan ramah lingkungan. Gaya hidup sehat dengan slogan "back to nature" telah menjadi trend baru meninggalkan pola hidup lamanya menggunakan bahan kimia non alami seperti pupuk, pestisida kimia sintesis dan hormon tumbuh dalam produksi pertanian. Pangan yang sehat dan bergizi tinggi dapat diproduksi dengan metode baru yang dikenal dengan pertanian organik.
Pertanian organik (PO) juga tunduk pada prinsip diatas, pada hukum alam. segala yang ada di alam adalah berguna dan memiliki fungsi, saling melengkapi, melayani dan menghidupi untuk semua. Dalam alam ada keragaman hayati dan keseimbangan ekologi maka, PO pun menghargai keanekaragaman hayati dan keseimbangan ekologi. Pertanian organik adalah teknik budidaya pertanian yang mengandalkan bahan-bahan alami tanpa menggunakan bahan-bahan kimia sintesis. Tujuan utama pertanian organik adalah menyediakan produk-produk pertanian, terutama bahan pangan yang aman bagi kesehatan produsen dan konsumennya serta tidak merusak lingkungan.
Indonesia memiliki kekayaan sumberdaya hayati tropika yang unik, kelimpahan sinar matahari, air dan tanah, serta budaya masyarakat yang menghormati alam, potensi pertanian organik sangat besar. Pasar produk pertanian organik meningkat 20% pertahun, oleh karena itu pengembangan budidaya pertanian organik perlu diprioritaskan pada tanaman bernilai ekonomis tinggi untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik dan ekspor.

2. Tujuan dan kegunaan
Tujuan:
·         Untuk mengetahui cara melakukan sistem pertanian ramah lingkungan
·         Dapat memahami cara melakukannya
Kegunaan:
·         Agar kita bisa menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari




BAB 2 Landasan teori
1.    Pengertian pertanian ramah lingkungan
Apa yang anda bayangkan dari produk pertanian Indonesia saat ini? kurang berkualitas, residu pestisida, budidaya tidak ramah lingkungan, penggunaan pupuk kimia berlebihan, dan lain sebagainya. saya pikir jawaban-jawaban di atas memang ada benarnya, meski saat ini tidak sedikit petani yang mulai mengembangkan pertanian ramah lingkungan dan pertanian organik. Lalu apa sebenarnya pertanian ramah lingkungan itu? apa bedanya dengan pertanian organik? Pertanian ramah lingkungan sebenarnya difokuskan pada pemeliharaan agro ekosistem, namun tetap berupaya mencapai produksi yang optimal. Agroekosistem yang baik menjadi penting karena berdampak pada usaha tani yang berkelanjutan.

Definisi lain menyatakan bahwa pertanian ramah lingkungan pada intinya adalah suatu upaya untuk mencapai produksi yang optimal namun tanpa merusak lingkungan baik fisik, kimia, biologi, maupun ekologi. Adapula yang mengatakan bahwa pertanian ramah lingkungan diartikan sebagai upaya untuk melakukan budidaya pertanian tanpa sampah zero waste, contohnya adalah memanfaatkan limbah padi seperti jerami menjadi pupuk kompos, dan melakukan budidaya dalam upaya mengurangi emisi rumah kaca, contoh: sebagaimana kita ketahui bahwa dalam melaksanakan budidaya padi, terdapat emisi metana yang berpengaruh terhadap lingkungan.

Seperti kita ketahui juga, bahwa budidaya pertanian saat ini rata-rata kurang memperhatikan lingkungan, hanya fokus pada peningkatan produksi, sehingga penggunaan pupuk kimia dan pestisida akrab dalam perilaku petani dalam melakukan budidaya. Padahal harga pupuk kimia seperti Urea, SP-36, KCL dan lain sejenisnya harganya tidak murah pun demikian dengan pestisida.

Pertanian organik merupakan langkah selanjutnya setelah petani mampu dan familiar dalam mengaplikasikan sistem pertanian ramah lingkungan. Bertani organik tidaklah mudah, karena pada umumnya produksi akan menurun pada awal aplikasi pertanian organik, selain itu, residu kimia, dalam perrtanian konvensional tidak serta merta hilang tapi masih membekas dalam beberapa tahun terutama pupuk yang mengandung Fosfor.



2.    Pengetahuan ekologi
Pertanian organik yang semakin berkembang belakangan ini menunjukkan adanya kesadaran petani dan berbagai pihak yang bergelut dalam sektor pertanian akan pentingnya kesehatan dan keberlanjutan lingkungan. Revolusi hijau dengan input bahan kimia memberi bukti bahwa lingkungan pertanian menjadi hancur dan tidak lestari. Pertanian organik kemudian dipercaya menjadi salah satu solusi alternatifnya.
Pengembangan pertanian organik secara teknis harus disesuaikan dengan prinsip dasar lokalitas. Artinya pengembangan pertanian organik harus disesuaikan dengan daya adaptasi tumbuh tanaman/binatang terhadap kondisi lahan, pengetahuan lokal teknis perawatannya, sumber daya pendukung, manfaat sosial tanaman/ binatang bagi komunitas.
Pertanian organik memandang alam secara menyeluruh, komponennya saling bergantung dan menghidupi, dan manusia adalah bagian di dalamnya. Prinsip ekologi dalam pertanian organik didasarkan pada hubungan antara organisme dengan alam sekitarnya dan antarorganisme itu sendiri secara seimbang. Pola hubungan antara organisme dan alamnya dipandang sebagai satu – kesatuan yang tidak terpisahkan, sekaligus sebagai pedoman atau hukum dasar dalam pengelolaan alam, termasuk pertanian.
Dalam pelaksanaannya, sistem pertanian organik sangat memperhatikan kondisi lingkungan dengan mengembangkan metode budi daya dan pengolahan berwawasan lingkungan yang berkelanjutan. Sistem pertanian organik diterapkan berdasarkan atas interaksi tanah, tanaman, hewan, manusia, mikroorganisme, ekosistem, dan lingkungan dengan memperhatikan keseimbangan dan keanekaragaman hayati. Sistem ini secara langsung diarahkan pada usaha meningkatkan proses daur ulang alami daripada usaha merusak ekosistem pertanian (agroekosistem).




BAB 3 Pembahasan
Pengembangan Pertanian Ramah Lingkungan Berbasis Ekologi
1.    Pengaruh Cara Pemupukan Terhadap Produksi Tanaman

Cara menempatkan pupuk yang akan diaplikasikan sangat mempengaruhi jumlah pupuk yang dapat diserap akar tanaman. Dengan penempatan/aplikasi yang tepat, kapasitas bawa (carrying capacity) pupuk dapat ditingkatkan.Peningkatan efisiensi pemupupukan ini mencakup aspek upaya bagaimana pupuk itu lebih cepat sampai ke zona yang dibutuhkan dan seminimum mungkin hilang karena adanya aliran permukaan dan penguapan. Dengan terjadinya efisiensi pemupukan maka produksi tanaman dapat optimal sesuai dengan tujuan pemupukan tersebut.Untuk mencapai efisiensi tersebut maka yang harus diperhatikan adalah cara aplikasi/pemberian pupuk. Cara aplikasi pupuk pada tanaman berbeda-beda tergantung dari jenis tanaman dan jenis pupuk yang digunakan.

kadar hara yang ada dalam pupuk akan menipis sehingga efisiensi dari dosis yang direkomendasikan menjadi tidak optimal. Ketidakoptimalan tersebut berpengaruh terhadap produksi tanaman.Faktor lain yang harus diperhatikan sehubungan dengan waktu pemberian pupuk adalah fase-fase atau proses pertumbuhan tanaman. Kebutuhan tanaman akan bermacam-macam pupuk selama pertumbuhan dan perkembangannya terutama dalam hal pengambilan atau pengisapannya adalah tidak sama, membutuhkan waktu yang berbeda dan tidak sama banyaknya .



2.    HUKUM MINIMUM: TEORI DAN APLIKASI
Pada dasarnya konsep hukum minimum dikembangkan untuk tanaman pertanian guna meningkatkan hasil panen. Liebig merumuskan hukum ini hanya terhadap nutrisi tanaman yang diantaranya:
Pertumbuhan dibatasi oleh sumberdaya yang disediakan, setidaknya cukup bagi yang dibutuhkan oleh tanaman.
Pertumbuhan sebanding dengan ketersediaan sumberdaya yang terbatas.
Pertumbuhan tidak dapat ditingkatkan melalui penambahan sumberdaya lain yang bukan merupakan faktor pembatas.

Pada intinya, hukum tersebut menyatakan bahwa pertumbuhan tanaman dibatasi oleh satu – dan hanya satu – sumber daya pada satu waktu tertentu (Farrior et al. 2013). Hal ini terjadi setelah tanaman memerlukan satu sumber daya pembatas tersebut dan di sisi lain sumber daya lain kemungkinan menjadi terbatas. Liebig menggunakan sebuah tong (barrel) untuk mengilustrasikan hukumnya.

Liebig’s barrel mengasumsikan setiap individu papan sebagai sumber daya (misalnya nitrogen atau air) dan tinggi masing-masing papan dapat disamakan sebagai persediaan sumber daya yang diperlukan tanaman. Kemudian biomasa tanaman digambarkan oleh level air di dalam tong. Pertumbuhan dibatasi oleh tinggi dari papan yang paling pendek, yaitu ketersediaan sumber daya yang paling sedikit.Tong akan menahan air lebih banyak jika dilakukan peningkatan terhadap tinggi papan (sumber daya yang menjadi pembatas). Apabila papan yang terpendek ditambahkan atau menjadi lebih panjang daripada papan yang lain maka hal ini akan mengubah status sumber daya yang paling sedikit, dan pertumbuhan tanaman tidak akan meningkat sampai sumber daya yang paling sedikit tersebut ditingkatkan (Christiansen 2012). Artinya, sumber daya yang bukan merupakan sumber daya pembatas akan sia-sia jika status sumber daya lain yang menjadi pembatas tidak diselesaikan terlebih dahulu.



3.    Sistem Pertanian “Mix Farming”
Mix farming atau Integrated Farming System adalah kegiatan pertanian organik terpadu berbasis peternakan dan perkebunan komersial. Dalam hal ini usaha pembuatan Fine Compost, pupuk cair, pertanian hortikultura, perikanan dan sebagainya adalah sebagai kegiatan penunjang.

Mix farming diarahkan pada penataan lahan pertanian rakyat dari muatan subsistence menjadi lahan pertanian modern dengan mengedepankan hasil produksi yang lebih optimal yang di dalamnya diisi berbagai pengusahaan disetiap jengkal lahan yang ada, menjadi lahan yang memiliki daya produktivitas tinggi. MIX FARMING diarahkan pada lahan yang memiliki sifat kering, tadah hujan dan diluar area sentra produksi tanaman pangan.

Cara pengolahannya:
Limbah ternak (kotoran sapi) diproses menjadi kompos & pupuk organik granuler     serta biogas; limbah pertanian (jerami padi, batang & daun jagung, pucuk tebu,         jerami kedelai dan kacang tanah)diproses menjadi pakan ternak.
Limbah ternak (kotoran sapi) diproses menjadi kompos & pupuk organik granuler     serta biogas; limbah pertanian (jerami padi, batang & daun jagung, pucuk tebu, jerami   kedelai dan kacang tanah) diproses menjadi pakan. Gas-bio dimanfaatkan untuk keperluan memasak, sedangkan limbah biogas (sludge)       yang berupa padatan dimanfaatkan menjadi kompos dan bahan campuran pakan    sapi & ikan,
, prinsip tumpangsari lebih banyak menyangkut tanaman diantaranya :
-  Tanaman yang ditanam secara tumpangsari, dua tanaman atau lebih mempunyai umur yang tidak sama.
- Apabila tanaman yang ditumpangsarikan mempunyai umur  yang hampir sama, sebaiknya fase pertumbuhannya berbeda.
-  Terdapat perbedaan kebutuhan terhadap air, cahaya dan unsur hara.
-  Tanaman mempunyai perbedaan perakaran.
(sudarman,2011)
Menurut Soedjana (2007), beberapa keuntungan dari tumpangsari adalah sebagai berikut:
- mengurangi kerugian yang disebabkan oleh fluktuasi harga pertanian
-  Menekan biaya operasional seperti tenaga kerja dan pemeliharaan tanaman.
- menekan produktifitas tanah sekaligus memperbaiki sifat tanah.
- Usaha pertanian mempunyai hasil panen yang berkesinambungan
- meningkatkan hasil produksi atau panen.
-mengurangi resiko kegagalan
-Mencoba memaksimalkan pengolahan lahan
-Menghemat sarana produksi pertanian.        



4.    Peranan Bahan Organik Terhadap Tanah

Pemakaian pupuk buatan untuk tanaman padi sawah, telah diperkenalkan kepada petani secara massal, bersamaan dengan pelaksanaan program intensifikasi Bimas sejak akhir tahun 1960-an. Sebelum itu, petani biasanya menggunakan pupuk kandang dan abu dapur dalam jumlah terbatas. Dengan pemakaian bibit unggul yang tanggap terhadap pemupukan, maka pupuk buatan (pupuk anorganik) seperti Urea, TSP dan KCl memberikan sumbangan nyata terhadap peningkatan produksi padi nasional. Sejak itu, petani selalu menggunakan pupuk buatan untuk tanaman padi sawah dan mengesampingkan pupuk organik karena lebih mudah dan murah memanfaatkan pupuk pabrik serta cepat mendapat respon tanaman padi yang jelas.
. Peranan Bahan Organik Tanah terhadap Fisik Tanah
Sifat humus dari bahan organik adalah gembur, bobot isi rendah dan dengan kelembaban tanah tinggi serta temperatur tanah yang stabil, meningkatkan kegiatan jasad mikro tanah, sehingga pencampurannya dengan bagian mineral memberikan struktur tanah yang gembur dan remah serta mudah diolah. Struktur tanah yang demikian, merupakan keadaan fisik tanah yang baik untuk media pertumbuhan tanaman. Tanah yang bertekstur liat, pasir atau tanah yang berstruktur gumpal, bila dicampur dengan bahan organik, memberikan sifat fisik yang lebih baik. Tanah yang kandungan bahan organiknya tinggi, lebih mudah diolah daripada yang kandungan bahan organiknya rendah., tidak membentuk kerak (crust) dan tidak merekah besar (crack) jika kekeringan dan mempunyai tingkat kekerasaan yang rendah.
.
Peranan Bahan Organik Tanah terhadap Kimia Tanah
bahan organik berfungsi sebagai gudang penyimpan hara, juga mudah melepaskan hara tersebut untuk dipakai oleh tanaman. Fosfat yang semula terfiksasi Ca, Fe dan Al dan tidak dapat diserap tanaman akan menjadi tersedia bila unsur-unsur Ca, Fe dan Al tersebut, diikat bahan organik menjadi organo-kompleks. Proses ini adalah proses kimia, sehingga kelarutan Al dan Fe dalam tanah yang semula tinggi dan bersifat racun dapat dikurangi. Tidak semua Al dan Fe tersebut dapat terikat tetapi hanya beberapa bentuk dalam senyawa tertentu.
. Peranan Bahan Organik Tanah terhadap Biologi Tanah
bahan organik tanah adalah sumber utama energi atau menjadi bahan makanan bagi aktivitas jasad mikro tanah. Penambahan bahan organik dengan C/N rasio tinggi mendorong pembiakan jasad renik dan mengikat beberapa unsur hara tanaman. Setelah C/N rasio turun, sebagaian jasad mikro mati dan melepaskan kembali unsur hara ke tanah. Makin banyak bahan organik, makin banyak populasi jasad mikro dalam tanah.
Pupuk Kompos Memperbaiki Kesuburan Tanah Lahan Sawah
Pupuk kompos (pupuk kandang) adalah salah satu jenis pupuk organik sebagai hasil limbah ternak berupa kotoran yang bercampur dengan sisa hijauan pakan. Salah satu cara memperbaiki kesehatan tanah yang sakit dilakukan pemupukan menggunakan pupuk kompos. Pupuk kompos ini sebagai bahan organik akan memperbaiki aspek kimia, fisik dan biologi tanah.



5.    Penggunaan Mikro-organisme
Mikroorganisme dapat merasakan dan beradaptasi dengan perubahan dalam lingkungan mereka. Ketika nutrisi yang disukai habis, beberapa bakteri dapat menjadi motil untuk mencari nutrisi, atau mereka dapat menghasilkan enzim untuk mengeksploitasi sumber daya alternatif. Salah satu contoh dari strategi kelangsungan hidup ekstrim yang digunakan oleh bakteri Gram-positif tertentu adalah dengan pembentukan endospora. Proses perkembangan yang kompleks ini sering dimulai sebagai tanggapan terhadap kekurangan gizi. Hal ini memungkinkan bakteri untuk menghasilkan sel aktif dan sangat tahan untuk melestarikan materi genetik sel pada saat mengalami tekanan yang ekstrim.

·         Bakteri
Bakteri merupakan kelompok organisme yang sangat beragam, baik dari segi metabolisme maupun morfologi tubuh.Beberapa kelompok mikroorganisme ini mampu hidup di lingkungan yang tidak memungkinkan organisme lain untuk hidup.Kondisi lingkungan yang ekstrim ini menuntut adanya toleransi, mekanisme metabolisme, dan daya tahan sel yang unik.Selain bakteri, mikroorganisme yang termasuk dalam domain archaea juga cenderung memiliki ketahanan sel terhadap lingkungan ekstrim.Kemampuan mikroorganisme untuk hidup pada kondisi ekstrim dapat membawa nilai dan aplikasi di berbagai bidang industri, seperti pangan,agrikultur, farmasi dan pengobatan, serta bioteknologi.
Thermus aquatiqus, bakteri termofilik yang banyak diaplikasikan dalam bioteknologi.
Sebagai contoh, Thermus aquatiqus merupakan salah satu jenis bakteri yang hidup pada sumber air panas dengan kisaran suhu 60-80 oC.Organisme yang mampu hidup di lingkungan dengan suhu tinggi ini termasuk dalam golongantermofilik.Kemampuan bakteri ini untuk bertahan pada suhu tinggi disebabkan oleh stabilitas enzim, membran sel, danmakromolekul sel yang telah teradaptasi.Enzim yang dimiliki oleh bakteri kelompok termofilik memiliki komposisi asam amino yang berbeda dengan bakteri pada umumnya.

·         Jamur
Jamur secara alamiah adalah pemakan bangkai dalam lingkungan mikroskopis. Namun jamur tidak hanya dapat menguraikan unsur, melainkan juga dapat memproduksi unsur baru. Habitat jamur adalah lingkungan dimana terdapat organisme yang mati. Sejak lama manusia memanfaatkan jamur untuk kebutuhan sehari-hari, sebagai bahan obat dan juga sebagai makanan yang lezat. Juga sifat jamur yang tidak hanya melulu menguraikan organisme mati, tapi juga menciptakan senyawa baru, sudah dikenal sejak lama.

Produknya digunakan dalam kehidupan sehari –hari, seperti sabun cuci, obat-obatan, lem atau juga bahan pewarna. Dalam proses produksi konvesional, unsurnya harus benar-benar bersih. Dan dalam proses sintesanya memerlukan unsur kimia teknis yang kadang-kadang amat beracun atau berbahaya bagi manusia, misalnya soda api atau asam belerang. Proses produksi dengan memanfaatkan unsur beracun dan berbahaya itu sudah berlangsung selama puluhan tahun. Kini dengan penemuan terbaru berupa enzym dari jamur, diharapkan prosesnya menjadi lebih bersahabat dengan lingkungan. Karena sintesa yang terjadi adalah reaksi yang terjadi dalam persyaratan alami.





BAB IV Kesimpulan dan Saran

1.    Kesimpulan
Pertanian ramah lingkungan pada intinya adalah suatu upaya untuk mencapai produksi yang optimal namun tanpa merusak lingkungan baik fisik, kimia, biologi, maupun ekologi. Adapula yang mengatakan bahwa pertanian ramah lingkungan diartikan sebagai upaya untuk melakukan budidaya pertanian tanpa sampah zero waste, contohnya adalah memanfaatkan limbah padi seperti jerami menjadi pupuk kompos, dan melakukan budidaya dalam upaya mengurangi emisi rumah kaca, contoh: sebagaimana kita ketahui bahwa dalam melaksanakan budidaya padi, terdapat emisi metana yang berpengaruh terhadap lingkungan.
Pertanian organik merupakan langkah selanjutnya setelah petani mampu dan familiar dalam mengaplikasikan sistem pertanian ramah lingkungan, Bertani organik tidaklah mudah, karena pada umumnya produksi akan menurun pada awal aplikasi pertanian organik, selain itu, residu kimia, dalam pertanian konvensional tidak serta merta hilang tapi masih membekas dalam beberapa tahun terutama pupuk yang mengandung Fosfor.
2.    Saran
Sebaiknya masyarakat bisa menggunakan sistem pertanian ramah lingkungan karena dapat mengurangi dampak pencemaran terhadap lingkungan





DAFTAR PUSTAKA



Tidak ada komentar:

Posting Komentar